Partai Golkar Masih Dipercaya  untuk Menjaga Nasionalisme di Papua Barat

Partai Golkar Masih Dipercaya untuk Menjaga Nasionalisme di Papua Barat

Perubahan Peta Politik di Provinsi Papua Barat

amCharts 4
GOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARPDKGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARPDI-PDEMOKRATDEMOKRATDEMOKRATGOLKARGOLKARGERINDRANASDEMDEMOKRATDEMOKRATGOLKARPPPPPPGOLKARNASDEMGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARPDI-PGOLKARGOLKARGOLKARPDI-PPDI-PNASDEMFrom TELUK WONDAMA to MANOKWARIUse up and down arrows to move selectionTo TELUK WONDAMAUse up and down arrows to move upper selectionFrom MANOKWARIUse up and down arrows to move lower selectionUse TAB select grip buttons or up and down arrows to change selectionPartai PemenangPeta Ideologi100%Chart created using amCharts library



Ideologi nasionalis Papua Barat  tidak terlepas dari sejarah Irian Jaya pada masa Kebangkitan Nasional. Pada saat itu beberapa tokoh nasionalis ditahan di wilayah Boven Digoel diantaranya adalah Sayuti Melik, Moh Hatta, dan Sutan Sjahrir. Hal inilah yang menjadi cikal bakal gerakan nasionalis di Irian Jaya yang saat ini berubah menjadi Papua. Dari hasil Pemilu 1999-2019 di Provinsi Papua Barat yang sebelumnya bernama Irian Jaya Barat, nasionalis menjadi ideologi yang tak tergantikan. Partai Politik Golkar dipercaya sebagai parpol yang menjaga nasionalime di Papua Barat.

Pada Pemilu 1999 Partai Golkar menang di tiga Kabupaten di Papua Barat walaupun partai ini mengalami penurunan perolehan suara dibanding masa sebelum reformasi. Di Kabupaten Fakfak Golkar memperoleh suara 32%, posisi kedua ditempati PDI Perjuangan (28,9%), dan posisi ketiga ditempati PKB (7,4%). Partai Golkar di Kabupaten Manokwari berhasil mengumpulkan 49,7% suara. PDI Perjuangan masih membayangi Partai Golkar dengan perolehan suara  30,9%. Partai Kristen berhasil menduduki posisi ketiga di kabupaten yang mayoritas penganut Protestan dengan perolehan suara 10%. Di Kabupaten Sorong Partai Beringin berhasil mengumpulkan suara 38,5% dan diikuti PDI Perjuangan yang berhasil mengumpulkan suara 36,5%. Partai Golkar dipercaya Papua Barat untuk menjalankan ideologi nasionalis di provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Papua.

Papua Barat mengalami pemekaran wilayah menjadi sembilan kabupaten kota di Pemilu 2004. Dari sembilan kabupaten kota di Papua Barat Partai Golkar berhasil menaklukan tujuh kabupaten kota. Dua kabupaten lain yaitu Manokwari yang dimenangkan oleh Partai Persatuan Demokrasi (PDK) dan di Kabupaten Fakfak, Golkar kalah tipis dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai Golkar mempeeroleh suara terbanyak di Kaimana (24,9%), Teluk Wondama (30,5%), Teluk Bintuni (30,1%), Manokwari (16,7%), Sorong Selatan (49,8%), Sorong (41,2%), Raja Ampat (35,7%), dan Kota Sorong (18,2%). Kemenangan Golkar pada Pemilu 2004 di delapan kabupaten menunjukkan bahwa nasionalis adalah ideologi utama Papua Barat.

Pada Pemilu 2009 Partai Golkar berhasil meraih kemenangan di delapan kabupaten kota dan kembali kalah dari PPP di Fakfak (13,7%). Partai Golkar memperoleh suara terbanyak di Kaimana (22,7%), Teluk Wondama (46,3%), Teluk Bintuni (28,1%), Manokwari (42,7%), Sorong Selatan (42,7%), Sorong (36,3%), Raja Ampat 28,2%), dan Kota Sorong (19,7%). Kemenangan Golkar pada Pemilu 2009 di Papua Barat menegaskan nasionalis masih menjadi ideologi utama walau partai politik Islam lawas masih tetap di percaya di Fakfak.

Pada Pemilu 2014 ini tiga partai besar berhasil menguasai Papua Barat yaitu Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan. Partai Golkar hanya unggul di enam kabupaten yaitu Fakfak (43,4%), Kaimana (35,5%), Teluk Wondama (34,9%), Teluk Bintuni (45,7%), Sorong Selatan (35,7%), dan Raja Ampat (33,2%). Partai Demokrat berhasil menang di tiga kabupaten kota yaitu Manokwari (28%), Sorong (26,6%), dan Kota Sorong (31,4%). PDI perjuangan akhirnya berhasil menguasai dua kabupaten baru hasil pemekaran yaitu Tambrauw (37,7%) dan Maybrat (49,9%). Kemenangan tiga parpol nasionalis besar menunjukkan ideologi Papua Barat yang semakin kuat.

Pemilu 2019 Partai Golkar hanya mampu mempertahankan lima kabupaten kota yaitu Teluk Wondama (21,4%), Teluk Bintuni (22,3%), Sorong Selatan (30,2%), Sorong (28,4%), dan Kota Sorong (18,9%). Partai Nasdem berhasil menancapkan bendera kemenangan di Fakfak (15,7%), Tambrauw (26,4%), dan Pegunungan Arfak (49,1%). Partai Demokrat berhasil memperoleh kemenangan di Kaimana (21,7%) dan Raja Ampat (28,3%). Partai besar pimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri yang pada Pemilu 2019 ini menang dengan suara terbanyak namun masih belum bisa mengambil hati Papua Barat. PDI Perjuangan hanya berhasil menang di kabupaten Maybrat (69,3%) dan Manokwari Selatan (24,7%). Partai Gerinda berhasil menang di Manokwari dengan berhasil meraih 21% perolehan suara. Pada Pemilu 2019, partai nasionalis semakin mewarnai Papua Barat yang selama ini di dominasi oleh partai lawas yaitu Partai Golkar.

Kemenangan partai politik nasionalis yaitu Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Gerindra pada Pemilu 1999-2019 menunjukkan bahwa nasionalis merupakan ideologi politik yang dipegang teguh oleh masyarakat Papua Barat. Ideologi yang ditanamkan oleh tokoh- tokoh nasionalis Indonesia di masa  Kebangkitan Nasional.

(Litbang Kompas/YRM)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion