Partai Nasionalis Berlomba Geser Dominasi Partai Golkar di Sulteng

Partai Nasionalis Berlomba Geser Dominasi Partai Golkar di Sulteng

Perubahan Peta Politik di Provinsi Sulawesi Tengah

amCharts 4
GOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARPDSGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARHANURADEMOKRATDEMOKRATDEMOKRATGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARGOLKARNASDEMDEMOKRATDEMOKRATGOLKARGOLKARGOLKARGERINDRAHANURANASDEMNASDEMNASDEMNASDEMDEMOKRATDEMOKRATGOLKARGOLKARGOLKARPKSGOLKARGOLKARPANHANURANASDEMFrom TOJO UNA-UNA to BANGGAIUse up and down arrows to move selectionTo TOJO UNA-UNAUse up and down arrows to move upper selectionFrom BANGGAIUse up and down arrows to move lower selectionUse TAB select grip buttons or up and down arrows to change selectionPartai PemenangPeta Ideologi100%Chart created using amCharts library


Provinsi Sulawesi Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Nomor 2 Tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Sejarah perpolitikan di provinsi terbesar di Pulau Sulawesi ini mengalami pergeseran ideologi dari partai politik berbasis agama menjadi yang berideologi nasionalis. Hal ini dapat dilihat pada hasil penyelenggaraan Pemilu tahun 1955. Pemilu pertama di Indonesia tersebut menempatkan partai berideologi Islam mendominasi seluruh wilayah Sulawesi Tengah, yaitu Masyumi sebagai partai pemenang pemilu, diikuti Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Kristen Indonesia. Namun pada masa Orde Baru, Partai Islam tersingkir oleh Partai Golkar yang berjaya hingga Orde Reformasi.

Pada penyelenggaraan pemilu tahun 1999, Partai Golkar menguasai seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dengan kemenangan mutlak perolehan suara sebesar 585.955 atau 54,56 persen suara. Pada saat itu, Provinsi Sulteng terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Banggai, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, dan Kota Palu. Begitu pula pada penyelenggaraan pemilu tahun 2004, di mana terjadi pemekaran wilayah dengan penambahan lima kabupaten baru, yaitu Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Morowali, Kabupaten Toli-toli, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Tojo Una-una. Partai Golkar berjaya di sembilan kabupaten/kota kecuali di Kabupaten Poso. Di Kabupaten Poso, pemenang pemilu diraih oleh Partai Damai Sejahtera dengan kemenangan sebanyak 20.828 atau 22,53 persen suara. Kemenangan mutlak Partai Golkar mencapai 431.929 atau 38,59 persen suara.

Pada penyelenggaraan pemilu 2009,  persaingan antarpartai politik mulai terasa. Meskipun Partai Golkar masih menjadi yang paling unggul di Sulteng, namun kemunculan partai lain menjadi yang terunggul di beberapa kabupaten/kota menjadi ancaman yang cukup serius. Dibanding pada pemilu 2004, perolehan suara Partai Golkar turun menjadi 221.597 atau 18,47 persen suara. Partai Golkar hanya unggul  di lima kabupaten yaitu di Kabupaten Banggai Kepulauan dengan perolehan suara sebesar 16.317 atau 18,71 persen, Kabupaten Donggala sebesar 45.410 atau 20,27 persen, Kabupaten Toli-toli sebesar 19.907 atau 20,29 persen, Kabupaten Parigi Moutong sebesar 36.830 atau 19,59 persen, dan Kabupaten Tojo Una-una sebesar 13.745 atau 21,08 persen. Pesaing Partai Golkar yaitu Partai Demokrat yang unggul di Kabupaten Banggai dengan perolehan suara sebesar 32.735 atau 21,52 persen, Kabupaten Morowali sebesar 15.275 atau 15,57 persen, dan Kabupaten Poso sebesar 47378 atau 45,61 persen. Selain itu, ada pula Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang unggul di Kabupaten Buol dengan perolehan suara sebesar 16.759 atau 27,57 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang unggul di Kota Palu dengan perolehan suara sebesar 26.280 atau 21,48 persen.

Pemilu 2014 di Provinsi Sulteng diikuti oleh sebelas kabupaten/kota dengan bertambahnya satu  kabupaten yaitu Kabupaten Sigi hasil pemekaran wilayah. Lagi-lagi Partai Golkar masih menjadi yang teratas di provinsi ini. Perolehan suaranya sedikit meningkat menjadi 274.610 atau 19,27 persen dibanding pemilu sebelumnya. Cakupan wilayahnya pun lebih menyebar dengan kemenangan di tujuh kabupaten/kota. Partai Golkar berhasil merebut kembali kemenangan di Kabupaten Banggai dengan perolehan suara sebesar 41.241 atau 22,83 persen, Kabupaten Buol sebesar 14.634 atau 20,14 persen, dan Kota Palu sebesar 34.950 atau 22,44 persen.  Sedangkan Partai Golkar masih bertahan menjadi yang teratas di Kabupaten Donggala dengan perolehan suara sebesar 30.946 atau 22,03 persen, Kabupaten Parigi Moutong sebesar 46.896 atau 21,52 persen, dan Kabupaten Tojo Una-una sebesar 18.477 atau 23,47 persen. Di Kabupaten Sigi pun Partai Golkar menjadi yang teratas dengan perolehan suara sebesar 25.923 atau 20,71 persen. Sementara itu, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Toli-toli lepas dari genggaman Partai Golkar. Kabupaten Banggai Kepulauan dikuasai Partai Amanat Nasional dengan perolehan suara sebesar 31.123 atau 31,33 persen. Kabupaten Toli-toli dikuasai Partai Demokrat dengan perolehan suara sebesar 21.576 atau 18,86 persen. Partai Demokrat juga masih menguasai Kabupaten Poso dengan perolehan suara sebesar 45.785 atau 38,40 persen. Kemenangan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Kabupaten Morowali sebesar 43.457 atau 36,10 persen menunjukkan kedinamisan partai berideologi nasionalis meningkat.

Dinamika politik di Provinsi Sulawesi Tengah semakin diperkuat dengan hasil pemilu 2019. Partai Golkar kembali terpuruk dengan hanya unggul di tiga kabupaten, yaitu di Kabupaten Toli-Toli dengan perolehan suara sebesar 19.091 atau 16,24 persen, Kabupaten Buol sebesar 12.894 atau 16,59 persen, dan Kabupaten Sigi sebesar 22.537 atau 16,84 persen. Sebaliknya, Partai Nasdem semakin berjaya dengan menguasai lima kabupaten/kota. Kabupaten Donggala memperoleh suara sebesar 29.820 atau 13,63 persen, Kabupaten Parigi Moutong sebesar 44.354 atau 11 persen, Kabupaten Tojo Una-una sebesar 16.968 atau 12,92 persen, Kabupaten Banggai Laut sebesar 5.894 atau 9,88 persen, dan Kota Palu sebesar 41.534 atau 12,72 persen. Kabupaten Banggai Laut merupakan kabupaten baru hasil pemekaran wilayah selain Kabupaten Morowali Utara yang dikuasai oleh Partai Hanura dengan perolehan suara sebesar 16.115 atau 24,58 persen. Partai Demokrat hanya menguasai Kabupaten Morowali dengan perolehan suara sebesar 30.455 atau 40,29 persen dan konsisten di Kabupaten Poso dengan perolehan suara sebesar 28.377 atau 22,89 persen. Partai Hanura juga menguasai Kabupaten Banggai Kepulauan dengan perolehan suara sebesar 12.225 atau 18,19 persen, sedangkan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berhasil menguasai Kabupaten Banggai dengan perolehan suara sebesar 45.044 atau 23,73 persen. Dengan melihat hasil pemilu dalam kurun waktu Orde Baru hingga Orde Reformasi, tidak ada dominasi satupun parpol berideologi Islam seperti halnya pada penyelenggaraan pemilu pertama tahun 1955 di Provinsi Sulawesi Tengah.  (Litbang Kompas/AAN)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion