![Persaingan Popularitas Cagub-Cawagub di Pilkada Bali 2018](https://assets.kompasdata.id/data/statistic/preview/2024/05/1715331263Screen Shot 2024-05-10 at 15.53.44.png)
Persaingan Popularitas Cagub-Cawagub di Pilkada Bali 2018
Persentase Perolehan Suara Pilkada Bali 2018
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi
yang ikut meramaikan penyelenggaraan pilkada serentak pada 2018. Pesta
demokrasi untuk tingkat provinsi, kota, dan kabupaten diselenggarakan serentak secara
nasional di seluruh Indonesia pada 27 Juni 2018. Seluruh rakyat Indonesia yang telah mempunyai
hak pilih berhak untuk memberikan suaranya dengan cara memilih langsung kepala
daerahnya masing-masing. Begitu pula pemilih di Bali akan memilih gubernur dan
wakil gubernur secara langsung.
Kontestasi pilkada Bali 2018 diikuti oleh
dua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, yaitu I Wayan Koster yang
berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati dan Ida Bagus Rai
Dharmawijaya Mantra yang berpasangan dengan I Ketut Sudikerta. Pasangan
Koster-Tjok Ace diusung oleh empat partai politik peraih kursi yaitu Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura),
Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(PKPI) dengan dukungan sebanyak 27 kursi di DPRD. Pasangan tersebut juga
didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). Sedangkan pasangan Rai Mantra - Sudikerta diusung oleh empat partai
politik peraih kursi yaitu Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan
dukungan sebanyak 28 kursi di DPRD. Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo) juga
mendukung pasangan ini.
Melihat komposisi dukungan kursi di DPRD
sudah terlihat jelas persaingan sengit kedua pasangan calon kepala daerah
tersebut untuk mencuri simpati pemilih di Bali. Di sini terlihat pula persaingan
antara dua partai politik besar yang siap mendukung masing-masing pasangan
yaitu PDIP dan Partai Golkar. Dalam sejarah pemilu di Bali, memang hanya dua
partai politik tersebut yang selalu unggul hampir di semua wilayah
kabupaten/kota di provinsi dengan julukan pulau seribu pura ini. Pada era Orde
Baru, Partai Golkar selalu mendominasi perolehan suara dan menjadi parpol
pemenang pemilu. Keadaan berbalik ketika memasuki Orde Reformasi di mana PDI-P
yang selalu mendominasi. Selain itu, popularitas masing-masing calon yang sudah
menempati posisi strategis di kancah perpolitikan di Provinsi Bali ikut
mendukung hal itu. I Wayan Koster adalah anggota DPR sejak 2004 dan Tjok Ace
adalah Bupati Gianyar periode 2008-2013. Rai Mantra adalah Wali Kota Denpasar
selama tiga periode (2008-2010, 2010-2015, dan 2015-2018) dan Sudikerta adalah
Wakil Gubernur Bali.
Penyelenggaraan pilkada di Pulau Dewata ini
menghasilkan kemenangan pasangan Koster-Tjok Ace. Rekapitulasi hasil penghitungan
suara oleh KPU pasangan Koster-Tjok Ace unggul dengan perolehan suara sebanyak
1.213.075 atau 57,68 persen, sedangkan pasangan Rai Mantra - Sudikerta
mengantongi suara sebanyak 889.930 atau 42,32 persen. Pasangan Koster-Tjok Ace
menang di enam kabupaten yaitu Buleleng sebanyak 220.923 suara atau 69,09
persen, Tabanan sebanyak 199.384 suara atau 68,14 persen, Badung sebanyak
210.175 suara atau 74,94 persen, Gianyar sebanyak 186.076 suara atau 64,76
persen, Jembrana sebanyak 81.783 suara atau 52,91 persen, dan Bangli sebanyak
96.327 suar atau 66,32 persen. Sementara pasangan Rai Mantra-Sudikerta hanya unggul
di tiga kabupaten yaitu Klungkung sebanyak 81.232 suara atau 67,20 persen,
Karangasem sebanyak 132.795 suara atau 59,37 persen, dan Kota Denpasar sebanyak
190.534 suara atau 68,44 persen. Koster dan Tjok Ace dilantik sebagai gubernur
dan wakil gubernur oleh Presiden Joko Widodo di Istana negara, Jakarta pada 5
September 2018.
Untuk pilkada 2024 nanti, kita lihat
dinamika politik Bali akan seperti apa. Apakah pasangan yang diusung PDI-P
masih akan tetap unggul? Hal ini mengingat pada pemilu lalu, meskipun Bali
masih menjadi basis kekuatan PDI-P, namun terjadi penurunan perolehan suara
parpol berlambang banteng bermoncong putih ini. (Litbang Kompas/AAN)
- Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
- Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
- Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
- Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.
Suggestion