Perjalanan Ideologi Nasionalis di Daerah Istimewa Yogyakarta

Perjalanan Ideologi Nasionalis di Daerah Istimewa Yogyakarta

Perubahan Peta Politik di Daerah Istimewa Yogyakarta

amCharts 4
PDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PGOLKARPDI-PPDI-PDEMOKRATGOLKARDEMOKRATDEMOKRATPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPDI-PPANPDI-PPDI-PPartai PemenangPeta Ideologi100%Chart created using amCharts library


Ideologi nasionalis Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kota yang berperan besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Indonesia tidak kita ragukan. Kemenangan partai nasionalis menjadi mutlak di Kota Perjuangan ini. PDI Perjuangan dipercaya sebagian besar warga Yogyakarta menjadi partai politik untuk memelihara keutuhan NKRI di beberapa Pemilu sejak Pemilu tahun 1999 -2019.  

Pada Pemilu 1999 Partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri ini memperoleh suara diatas tiga puluh persen di lima kabupaten kota di DIY. Suara PDIP terbanyak di Kota Yogyakarta (42,3%), Gunung Kidul (36,8%), Sleman (36,3%), Bantul (32,46%), dan Kulon Progo (31,78%). Pada peringkat dua yang berhasil menggeser partai besar lawas yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), partai politik baru. Perolehan suara PAN terbanyak di Kota Yogyakarta (25,4%), Sleman (19,34%), Bantul (17,5%), Kulon Progo (14,6%), dan Gunung Kidul (10,4%). Partai Golkar yang merupakan partai besar hanya berada pada posisi tiga dan hanya menang tipis dari PKB yang berada pada posisi empat. Partai Golkar memperoleh suara terbanyak di Gunung Kidul (21,8%),  Kulon Progo (16,1%), Kota Yogyakarta (11,8%), Sleman (11,8%), dan Bantul (11,5%). Partai nasionalis masih memegang suara terbanyak di DIY walau dibayangi PAN, partai Politik Islam yang baru di Pemilu 1999 ini.

PDI Perjuangan di Pemilu 2004 tetap berjaya di DI Yogyakarta walaupun mengalami penurunan perolehan suara secara keseluruhan. Dari lima kabupaten kota, PDIP berhasil menang di empat Kabupaten kota. Namun, di Gunung Kidul kalah tipis dengan Partai Golkar. Perolehan Suara terbanyak di Bantul (34,1%) dan Kota Yogyakarta (26,7%), Sleman (21,7%), Kulon Progo (21,3%). PDI Perjuangan dan Golkar sebagai partai nasionalis masih mendominasi Pemilu 2004 di DIY.

Pemilu 2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi perubahan yang sangat mengagetkan, PDI Perjuangan tergulung habis oleh Partai Demokrat di tiga kabupaten kota yaitu Bantul (17,5%), Sleman (19,4%), dan Kota Yogyakarta (27,5%). Partai Golkar masih bertahan di Gunung Kidul (17,6%). Partai Amanat Nasional (PAN) berhasil merebut kemenangan dari PDI Perjuangan di Kulon Progo (16,4%). Pemilu 2009 merupakan Kemenangan Partai Demokrat di Yogyakarta dan seluruh Indonesia. Partai Demokrat adalah partai politik yang berasaskan Pancasila dengan penekanan pada nasionalis, religius, pluralis, serta humanisme.

PDI Perjuangan di Pemilu 2014 kembali menunjukkan kekuatannya. Partai berlambang kepala banteng ini berhasil menang di seluruh Kabupaten kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perolehan suara terbesar di Kota Yogyakarta (37,1%), Bantul (29,5%), Sleman (28,3%), Kulon Progo (22,7%), dan Gunung Kidul (22,5%). Kemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu 2014 di Yogyakarta dsemakin menegaskan bahwa nasionalis tetap menjadi ideologi utama.

Pemilu 2019 merupakan kembalinya PDI Perjuangan pada kemenangan Pemilu sebelumnya yaitu menang di seluruh kabupaten kota dengan perolehan suara mayoritas diatas tiga puluh persen. Perolehan suara terbanyak di Kota Yogyakarta (41,1%), Sleman (30,8%), Bantul (30,6%), Kulon Progo (27,9%), dan Gunung Kidul (22,3%).

Kemenangan partai politik nasionalis yaitu PDI Perjuangan dan Partai Demokrat di DIY pada  Pemilu 1999-2019 menunjukkan bahawa nasionalis merupakan ideologi politik yang dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta. Ideologi yang mendarah daging dan melekat erat di kota bersejarah sejak masa kolonial hingga kemerdekaan.

(Litbang Kompas/YRM)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion