Demam Berdarah Kembali Mengancam Saat Pancaroba
Data DBD di Indonesia 2018-2024
Pancaroba tahun ini membawa ancaman serius bagi kesehatan
masyarakat Indonesia, terutama dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue
(DBD). Penyakit mematikan ini disebabkan oleh virus dengue yang menyebar
melalui nyamuk Aedes aegypti. Faktor-faktor seperti tingginya kelembaban udara
selama musim hujan dan perubahan iklim mempercepat pertumbuhan dan penyebaran
nyamuk, sehingga meningkatkan risiko infeksi DBD.
Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan tren yang
mengkhawatirkan dalam enam tahun terakhir, dengan jumlah kematian akibat DBD
cenderung meningkat. Pada tahun 2022, tercatat 1183 kematian, menjadi tahun
paling mematikan dalam kurun waktu tersebut.
Pada awal tahun 2024, situasinya semakin serius dengan
peningkatan kasus DBD. Pada Januari 2024 tercatat 14.484 kasus dengan 111 kematian,
dibandingkan dengan 12.502 kasus dan 101 kematian pada periode yang sama tahun
sebelumnya. Hingga minggu ke-8 tahun 2024, jumlah kasus DBD mencapai 15.977
dengan 124 kematian.
Wilayah-wilayah dengan kasus tertinggi meliputi Kabupaten
Tangerang (Banten), Kabupaten Bandung Barat (Jawa Barat), Kota Kendari
(Sulawesi Tenggara), Kabupaten Subang (Jawa Barat), dan Kabupaten Lebak
(Banten). Sedangkan kasus kematian paling tinggi dilaporkan di Kabupaten Kendal
dan Blora (Jawa Tengah), Kabupaten Bandung dan Subang (Jawa Barat), dan Kota
Palembang (Sumatera Selatan).
Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam Gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tak bisa diabaikan. Program 3M plus, yakni
menguras bak penampungan air, menutup wadah air, serta mendaur ulang
barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, harus diperkuat.
Langkah-langkah lainnya adalah pemasangan kasa nyamuk, penggunaan larvasida
untuk memberantas jentik, penanaman tanaman pengusir nyamuk, pemeliharaan ikan
pemakan jentik, dan penggunaan lotion antinyamuk.
Gerakan "satu rumah satu juru pemantau jentik"
(jumantik) juga dianggap krusial. Setiap rumah diharapkan memiliki satu anggota
keluarga yang bertugas sebagai jumantik, untuk memastikan tidak ada jentik
nyamuk di dalam rumah.
Peran fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit
dan klinik swasta, menjadi sangat penting dalam memperkuat sistem kewaspadaan
dini dan kesiapsiagaan menghadapi kasus DBD.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat, pemerintah, dan
fasilitas kesehatan, bersama-sama kita dapat mengatasi ancaman DBD dan menjaga
kesehatan masyarakat Indonesia. Mari bergandengan tangan dalam menghadapi
tantangan kesehatan ini demi masa depan yang lebih sehat.
(Litbang Kompas/SNT)
- Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
- Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
- Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
- Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.
Suggestion