
Tiga Partai Nasionalis Saling Berebut Kemenangan di NTB
Perubahan Peta Politik di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berbeda dengan
provinsi tetangganya, Bali, di mana PDI
Perjuangan selalu menang di hampir seluruh kabupaten/kota sejak pemilu 1999 hingga 2019, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dibatasi
Selat Lombok dengan Pulau Dewata itu menjadi wilayah perebutan tiga partai nasionalis besar dalam mendulang suara. Mereka adalah Partai Golkar, Demokrat dan Gerindra.
Pada pemilu 1999 Golkar memperoleh suara terbanyak di Provinsi
NTB , jumlahnya mencapai 42,18 persen,
dan menang di 7 kabupaten/kota dari 8 yang ada waktu itu, yaitu di Lombok
Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Bima, Kota Mataram dan Kota Bima. Sementara
PDI Perjuangan yang menempati urutan kedua, dengan perolehan suara 13,28 persen, hanya
menang di Kabupaten Sumbawa.
Pada pemilu berikutnya tahun 2004, suara Partai Golkar turun menjadi 24,44 persen, namun partai berlambang pohon beringin itu masih menjadi partai dengan suara teratas. Golkar juga masih unggul di 7 kabupeten/kota. Perubahan partai pemenang terjadi di dua Kabupaten/kota. Golkar menggeser PDI Perjuangan di Sumbawa dan sebaliknya suara Golkar dikalahkan Partai Bulan Bintang (PBB) di Lombok Timur. Untuk diketahui pada pemilu 2004 PBB mendapat suara terbanyak kedua menggeser PDI Perjuangan, dengan perolehan 11,60 persen.
Terpilihnya Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai Presiden untuk kedua kali pada pemilu tahun 2009 juga turut mendongkrak
suara nasional Partai Demokrat . Partai yang disahkan tahun 2003 sebagai kendaraan politik Susilo
Bambang Yudhoyono maju sebagai calon presiden itu suaranya melejit bak meteor
mengalahkan partai-partai lama seperti Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
Di Provinsi NTB sendiri Partai Demokrat unggul dengan 17,98 persen suara, mengalahkan Golkar yang selalu
menang pada pemilu-pemilu sebelumnya. Demokrat
menang di 6 kabupaten/kota, menggeser suara Golkar di Lombok Barat, Lombok
Tengah, Sumbawa, Dompu dan Kota Mataram, serta mengalahkan suara PBB di Lombok
Timur.
Partai Golkar
hanya bisa mempertahankan kemenangan di Dompu dan Kota Bima. Sementara di Sumbawa Barat, yang merupakan kabupaten baru
hasil pemekaran dimenangkan oleh partai berideologi Islam, Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Pada pemilu 2014
terjadi persaingan ketat antara Partai Golkar dan Demokrat dalam merebut suara pemilih
di provinsi penghasil beras tersebut. Hasilnya Golkar kembali unggul dengan
perolehan suara 13,81 persen, dibanyangi partainya SBY atau Demokrat sebesar 13,21 persen.
Meskipun berpredikat
sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak pada 2014, Golkar hanya menang di Kabupaten Lombok Tengah
dan Kota Mataram. Partai Demokrat menang di Lombok Timur dan kabupaten baru,
Lombok Utara, sedangkan Partai Gerindra
yang memperoleh suara 10,93 persen unggul di Lombok Barat.
Lima
kabupaten/kota lainnya diperebutkan dua partai berwajah Islam, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) yang menang di
Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima, serta PKS yang berhasil menang di Sumbawa
dan Sumbawa Barat.
Pada pemilu
2019 kembali terjadi perubahan peta
politik. Partai Gerindra menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak di
NTB, angkanya mencapai 16,60 persen, lalu diikuti Golkar 12,53 persen. Partai
pimpinan Prabowo Subianto yang pada pemilu sebelumnya hanya menang di 1
kabupaten, kali ini juara di 7 kabupaten/kota, yaitu di Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur,
Dompu, Bima, Lombok Utara dan Kota Mataram. Partai Demokrat, PKS dan Golkar hanya menang di 1 kabupaten/kota,
masing-masing di Sumbawa Barat, Sumbawa dan Kota Bima. (Litbang Kompas/RIS)
- Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
- Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
- Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
- Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.
Suggestion