
Deretan Film Indonesia dengan Jumlah Penonton Bioskop Terbanyak
Film Indonesia dengan Jumlah Penonton Bioskop Terbanyak
Film termasuk
dalam industri kreatif yang memiliki kontribusi dalam perekonomian. Industri
yang membutuhkan kreativitas dalam produksinya ini memiliki peluang bisnis yang
cukup cerah, mengingat adanya potensi dan peluang penonton yang sangat besar di
Indonesia.
Bila kita mengamati
perkembangan perfilman, era 2000-an menjadi
kebangkitan kembali dunia perfilmann tanah air, hal tersebut bisa ditandai dari meningkatnya jumlah produksi dan kualitas
film, yang berdampak positif dengan peningkatan jumlah penonton.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2020 mencatat ada 10 film produksi anak negeri yang ditonton lebih dari 3 juta orang di bioskop. Film berjudul Suzzanna (2018) merupakan film horor yang berhasil masuk 10 besar film terlaris. Film yang dibintangi Luna Maya ini menarik penonton sekitar 3,4 juta orang.
Film Ada Apa dengan Cinta 2 (2016) yang merupakan kisah percintaan remaja ternyata juga mendapat mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Film yang disutradarai Riri Riza ini mendapat 3,7 juta penonton sejak hari pertama ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, Ayat-Ayat Cinta (2008) berhasil masuk deretan film terlaris dengan jumlah penonton juga sekitar 3,7 juta. Film yang diangkat dari novel ini menceritakan tentang kesabaran dan keimanan.
Dibuat untuk
mengulangi kesuksesan Warkop DKI Reborn:
Jangkrik Bos Part 1, Film
Warkop DKI Reborn kedua produksi tahun 2017 juga masih mendapat perhatian penggemar. Paling
tidak tercatat 4,1 juta penonton menyaksikan film komedi ini di gedung-gedung
bioskop yang ada di Indonesia.
Pengabdi Setan (2017) karya sutradara Joko Anwar merupakan film horor kedua yang memiliki jumlah penonton terbanyak. Kemenparekraf mencatat film reboot dari Pengabdi Setan produksi tahun 1980 ini menarik sebanyak 4,2 juta penonton.
Film Laska Pelangi (2008) karya sutradara
Riri Reza, yang ceritanya diangkat dari novel dengan judul yang sama karya
Andrea Hirata meraih 4, 2 penonton. Film
ini bercerita tentang realitas sosial masyarakat di Belitung. Seluruh sisi
kehidupannya pun diangkat mulai dari persahabatan dan harapan setiap orang yang
dibingkai dengan cantik serta menyentuh. Tidak lupa keindahan alam Belitung
juga tersaji di film ini.
Selanjutnya ada Habibie & Ainun (2012), yang
menceritakan kisah cinta Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie dengan istri.
Film yang diperankan oleh Reza Rahardian
dan Bunga Citra Lestari itu berhasil mengoyak perasaan lebih dari 4,6 juta
penonton.
Film anak muda Dilan 1990 (2018) karya sutradara Fajar
Bustomi dan dibintangi oleh Iqbal Ramadhan meraih jumlah penonton sebanyak 6,3
juta orang. Bercerita tentang dua sejoli, Dilan dan Milea dengan latar tahun
1990. Film ini menarik, karena selain
mengangkat tema anak sekolah dengan segala macam konflik dan juga mengajak
penonton bernostalgia ke era 1990-an
Sukses di film
pertama, produser Ody Mulya Hidayat membuat
Dilan 1991 (2019) merupakan sekuel Dilan
1990. Meskipun jumlah penonton
berkurang dibanding film pertama, film yang ceritanya diangkat dari novel itu masih menjadi perhatian pecinta film tanah
air, dengan penonton tidak kurang dari
5,3 orang.
Film dengan
jumlah penonton paling banyak ditempati oleh Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1 (2016). Film yang mengangkat sisi unik dari grup lawak
legendaris Warkop DKI itu menarik penonton bioskop sebanyak 6,9 juta orang. Tidak hanya itu ,film yang disutradarai Anggy
Umbara ini juga berhasil mendapat kategori BOX Office pada 2017 sebagai Film
Terlaris. Tokoh Dono, Kasino Indro dalm film itu diperankan oleh Abimana
Aryasatya, Vino G Bastian dan Tora Sudiro.
Membludaknya penonton yang
menyaksikan film lokal di bioskop yang tersebar di seluruh Indonesia
tentu sangat membanggakan, artinya film-film produksi kita diterima penonton dalam
negeri dan menjadikan film Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. (Litbang
Kompas/RIS)
- Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
- Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
- Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
- Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.
Suggestion