Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

Indeks Ketahanan Pangan Negara ASEAN

amCharts 4
INDEKS KETAHANAN PANGAN NEGARA ASEANSingapura73.1Malaysia69.9Vietnam67.9Indonesia60.2Thailand60.1Filipina59.3Myanmar57.6Kamboja55.7Laos53.1100%Chart created using amCharts library


Ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi semua orang dan negara yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Menurut Global Food Security Index (GFSI) 2022, Indonesia memiliki skor ketahanan pangan sebesar 60,2 dengan peringkat 63, naik 5 peringkat dari tahun sebelumnya. Meskipun ada peningkatan, namun nilai ini masih di bawah rata-rata global sebesar 62,2. Finlandia dan Irlandia adalah negara dengan indeks tertinggi pertama dan kedua, dengan nilai indeks 83,7 dan 81,7.

Dalam lingkup ASEAN, Indonesia ada di peringkat 4. Peringkat tertinggi di ASEAN adalah Singapura dengan skor 73,1, diikuti Malaysia 69,9 dan Vietnam 67,9.

Pemerintah telah menggulirkan target ketahanan pangan di bidang pertanian untuk tahun 2024, dengan menargetkan ketersediaan beras nasional sebanyak 46,84 juta ton. Ditetapkan juga target lumbung pangan (food estate) seluas 61.400 hektar terbangun di Kalimantan Tengah. Selain itu, produksi padi di Kalteng, Sulsel, dan Papua Selatan juga ditargetkan sebanyak 5,06 juta ton.

Namun produksi beras nasional pada 2015-2022 sudah stagnan dan cenderung turun 0,21 persen per tahun. Produksi beras nasional rata-rata sekitar 31 juta ton per tahun. Jika ditambah dengan surplus beras akhir tahun, stok yang ada di masyarakat, swasta, dan Perum Bulog, rata-rata ketersediaan beras nasional sekitar 35 juta ton.

Prediksi dampak La Nina dan El Nino juga menghantui ketersediaan bahan pangan global. Hingga sekitar 19 negara mulai membatasi ekspor beras, untuk memprioritaskan stok domestik masing-masing negara. Sehingga stok beras global mulai menipis, dan harga beras dunia mulai melonjak.

Diversifikasi bahan pangan dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal ini. Selain beras, ada berbagai pilihan bahan pangan seperti ketela, ubi, jagung, sagu, sorgum, gandum, pisang dan lain-lain. Negara ini memiliki 77 jenis sumber karbohidrat tanaman pangan, 389 jenis buah-buahan, 77 jenis sumber protein, dan 228 jenis sayuran. Sumber-sumber pangan lokal yang potensial ini perlu digali kembali. Meningkatkan produksi dan konsumsi pangan lokal akan mendukung rencana pemerintah menuju pangan berkelanjutan.

Masing-masing daerah dapat mengeksplorasi kembali pangan lokal dengan berbagai terobosan turunan produk untuk nilai tambah di masing-masing wilayah. Pangan liar yang selama ini dikonsumsi masyarakat adat juga dapat kembali dianjurkan untuk dikonsumsi.

Dengan strategi yang tepat, diversifikasi pangan, dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri dan masyarakat, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan untuk memastikan semua orang memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan terjangkau.

(Litbang Kompas/SNT)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion