
Berdaya dengan Bahan Pangan Nonberas
Kandungan Gizi dan Indeks Glikemik Makanan Pokok
Beragamnya hasil bumi di Indonesia, membuat negara ini
memiliki banyak pilihan untuk bahan makanan utama selain nasi. One day no rice.
Slogan ini mulai gencar digaungkan di Depok tahun 2012 untuk merealisasikan
program keanekaragaman pangan. Gerakan ini kemudian diadopsi juga di berbagai
daerah di Indonesia.
Tanah air ini tidak hanya bergantung pada beras sebagai
bahan makanan utama, tetapi juga telah menjadikan singkong, ubi, kentang,
jagung, dan talas misalnya, sebagai alternatif yang bernutrisi tinggi. Upaya
diversifikasi pangan yang telah digalakkan lebih dari dua dekade oleh
pemerintah bukan sekadar melahirkan ragam cita rasa, tetapi juga mengokohkan
ketahanan pangan dan mengangkat nilai cinta terhadap produk lokal.
Beras dan roti, yang seringkali mendominasi meja makan,
memiliki tingkat kalori yang tinggi serta indeks glikemik yang dapat memicu
lonjakan gula darah. Di sisi lain, makanan hasil bumi seperti jagung, singkong,
nasi merah, talas, ubi, dan kentang, menawarkan nilai kalori yang seimbang dan
indeks glikemik yang rendah. Dengan indeks glikemik yang lebih rendah, makanan
ini memberikan efek yang lebih stabil terhadap kenaikan gula darah, membuatnya
menjadi pilihan yang cerdas terutama bagi penderita diabetes dan mereka yang
berjuang melawan obesitas.
Kendati masyarakat awam terkadang lebih mengenal nasi,
masyarakat Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi perubahan gaya hidup
dan tantangan global. Ketika kelangkaan beras mengintai akibat perubahan cuaca
dan gagal panen di berbagai penjuru dunia, rakyat Indonesia, terutama di
pedesaan, menunjukkan ketangguhan dengan mengadaptasi diri pada sumber pangan
lokal yang lebih mudah ditemukan. Nasi jagung, tiwul, singkong rebus, sagu, dan
ubi rebus, menjadi pilihan tepat dalam menghadapi situasi sulit ini.
Ketangguhan ini mengingatkan kita bahwa kekayaan alam Indonesia bukan hanya
sekadar harta karun, tetapi juga penolong setia dalam mengatasi cobaan.
Diversifikasi pangan tidak hanya menawarkan alternatif
beragam dalam menu harian, tetapi juga mengajak kita untuk menjaga pangan
lokal. Fokus pada sumber karbohidrat non-beras dalam diversifikasi pangan
memberikan manfaat ganda: mengurangi ketergantungan pada beras dan memastikan
ketersediaan pangan secara berkelanjutan. Lebih dari itu, makanan hasil
diversifikasi ini juga mengandung nilai gizi yang mencukupi, membawa Indonesia
menuju era ketahanan pangan yang berkelanjutan, dan gaya hidup sehat yang lebih
baik. (Litbang Kompas/SNT)
- Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
- Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
- Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
- Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.
Suggestion