Keberhasilan Kabupaten Deiyai  dan Kabupaten Intan Jaya Dalam Menurunkan Stunting di Papua

Keberhasilan Kabupaten Deiyai dan Kabupaten Intan Jaya Dalam Menurunkan Stunting di Papua

Prevalensi Balita Stunted (Tinggi Badan Menurut Umur) Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, SGGI 2021-2022

amCharts 4
PREVALENSI BALITA STUNTED (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI PAPUA, SSGI 2021-202220212022100%Chart created using amCharts library


Kondisi gizi generasi penerus ditentukan salah satunya dengan nilai prevalensi stunting suatu negara. Karena jika generasi penerus mengalami stunting, maka dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja.

Stunting masih menjadi perhatian khususnya di Papua, terutama di daerah pedalaman. Angka stunting di Provinsi Papua naik 5,1 persen. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022 yakni sebesar 34,6 persen dari tahun sebelumnya sebesar 29,5 persen. Angka tersebut tergolong tinggi, sebab angka rata-rata stunting nasional yakni 24 persen. Angka stunting 34,6 persen berarti dari 100 anak di Papua, terdapat 34 anak yang mengalami stunting. 

Stunting di Papua berada di urutan ketiga tertinggi di Indonesia setelah Provinsi NTT (35.3 persen) dan Sulawesi Barat (35 persen). Angka stunting di Papua tertinggi berada di Kabupaten Asmat yakni sebesar 54,5 persen, sedangkan angka stunting terrendah berada di Kabupaten Deiyai yakni sebesar 13, 4 persen.

Meskipun angka stunting di Papua tergolong tinggi, namun dari 29 kabupaten/kota terdapat 20 kabupaten/kota yang mengalami penurunan angka stunting pada 2022, dimana terdapat dua kabupaten yang perlu mendapatkan apresiasi karena angka stuntingnya turun lebih dari 10 persen. 

Kedua wilayah tersebut adalah Kabupaten Deiyai  dan kabupaten Intan Jaya. Angka stunting di Kabupaten Deiyai turun sebesar 15 persen pada 2022, dimana angka stunting pada tahun 2021 sebesar 28,4 persen. Angka stunting di Kabupaten Intan jaya turun sebesar 11,5 persen, dimana angka stunting pada tahun 2021 sebesar 46.9 persen. 

Turunnya angka stunting ini tidak lepas dari program percepatan penurunan stunting dari BKKBN Papua. BKKBN Papua membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di 28 kabupaten, 526 TPPS kecamatan, dan 4.488 TPPS kampung. 

Mereka berperan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang stunting, pentingnya konsumsi makanan bergizi, penanganan terhadap penyakit menular, pemantauan status gizi anak melalui pemeriksaan rutin anak balita ke posyandu, serta penyediaan rumah layak huni dan sanitasi yang baik.

Program percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara masif dengan berkomitmen dalam berkoordinasi dan kolaborasi untuk menurunkan angka prevalensi stunting Provinsi Papua pada 2023.

(Litbang Kompas/RNA)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion