Strategi PKB Mendongkrak Suara

Strategi PKB Mendongkrak Suara

Persentase Perolehan Suara PKB

amCharts 4
Perolehan Suara Partai Kebangkitan Bangsa Sejak Reformasi100%Chart created using amCharts library


Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak lepas dari Nahdlatul Ulama yang merupakan sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. PKB didirikan pada 23 Juli 1998. Proses pendirian PKB dimulai dari tokoh Nahdlatul Ulama yang merasa tergugah saat era reformasi untuk mewadahi massa NU kala itu. Maka, mereka mengadakan pertemuan yang dilakukan di kediaman  Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan di hadiri oleh KH Ilyas Rukhiat, KH Mustofa Bisri, KH Munasir Ali, dan KH Muchit Muzadi. Hasil pertemuan tersebut memutuskan Matori Abdul Djalil sebagai Ketua Umum PKB.   

 PKB merupakan partai islam yang basis massanya tidak jauh berbeda dengan massa NU, yakni di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kedua wilayah tersebut merupakan kantong suara terbanyak dari total perolehan suara PKB pada saat pelaksanaan pemilu. PKB pertama kalinya mengikuti kontestasi politik pada Pemilu 1999 dengan hasil memuaskan, PKB mampu menduduki peringkat ketiga dari 48 partai peserta pemilu.  Perolehan suara PKB yakni sebesar  13.336.982 suara atau 12,61 persen.

Kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama, karena dalam dua periode pemilu berikutnya perolehan suara PKB justru turun hingga 7,67 persen. Pada Pemilu 2004 perolehan suara turun menjadi 10,57 persen dan Pemilu 2009 perolehan suara turun lagi menjadi 4,94 persen.

Turunnya perolehan suara PKB merupakan dampak dari konflik internal PKB pada 2008, dimana kepengurusan partai terpecah menjadi dua yakni PKB pimpinan Muhaimin Iskandar dan PKB pimpinan Ali Maskur Musa yang didukung oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Masing-masing mendasarkan legalitasnya dengan muktamar yang digelar setiap kubu. 

Perseteruan tersebut berlanjut ke ranah pengadilan. Hasil putusan Mahkamah Agung memutuskan PKB yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar sebagai kepengurusan yang sah.  Meskipun sudah ada keputusan tersebut, perseteruan tersebut tidak lantas berakhir sepenuhnya. Kedua kubu sudah sering diupayakan berkali-kali islah sejak konflik internal. 

PKB kembali bangkit pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 yang  berhasil memperoleh suara sebesar 9,04 persen dan 9,69 persen. Kebangkitan ini tidak lepas dari kepemimipinan Muhaimin Iskandar, yang mampu mendongkrak perolehan suara dengan berbagai strategi yang dilakukan diantaranya, mengkonsolidasikan kekuatan basis pemilih tradisional PKB, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) pada Pemilu 2014.  Muhaimin memunculkan sosok pendangdut Rhoma Irama, sebagai calon presiden yang akan di usung PKB, stretegi unik ini terbukti mampu mendongkrak perolehan suara. 

Pada Pemilu 2019 Muhaimin kembali dengan strategi yang sama, yakni mempromosikan Muhaimin sendiri sebagai bakal calon wakil presiden Joko Widodo. Strategi ini mampu memaksimalkan efek ekor jas (coattail effect) dari sosok Joko Widodo untuk memperoleh suara terbanyak. 

Untuk Pemilu 2024, PKB lebih berkonsentrasi menarik pemilih muda, karena generasi muda merupakan mayoritas pemilih pada pemilu akan datang. Hal yang dilakukan PKB dengan memberikan perhatian besar dan kesempatan kepada anak muda untuk mempimpin.   

(Litbang Kompas/RNA)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion