Partai Keadilan Sejahtera: Partai Islam dengan Kekuatan Berbeda

Partai Keadilan Sejahtera: Partai Islam dengan Kekuatan Berbeda

Perolehan Suara Partai Keadilan Sejahtera Sejak Reformasi

amCharts 4

Perolehan Suara Partai Keadilan Sejahtera Sejak Reformasi100%Chart created using amCharts library


Kehadiran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam politik Indonesia memberikan catatan tersendiri dalam sejarah pergerakan politik Islam di negara ini. Awalnya bernama Partai Keadilan yang didirikan pada 20 Juli 1998 pasca lengsernya pemerintahan Soeharto yang terbentuk dari gerakan-gerakan tarbiyah lembaga dakwah kampus. Partai Keadilan kemudian bertransformasi menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tanggal 20 April 2002 akibat gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 2%.

Pada Pemilu 1999, Partai Keadilan (PK) berhasil meraih suara sebesar 1,36 persen, menempatkannya pada posisi ketujuh dari 48 peserta pemilu. Meskipun PK gagal melewati ambang batas pemilihan, para kader PK tetap berhasil menduduki kursi legislatif tingkat nasional dan DPRD provinsi. Pada Pemilu 2004, partai yang kemudian berganti nama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil meraih perolehan suara sebesar 7,33 persen. Perolehan suara pada pemilu ini membawa PKS pada posisi keenam perolehan suara terbanyak.

Pada Pemilu 2009, PKS berhasil meraih suara sebesar 7,88 persen dan menempatkan dirinya pada peringkat keempat dari 38 partai politik peserta pemilu. Pemilu 2009 merupakan Pemilu ketiga yang diikuti Partai yang memperjuangkan ideologi Islam ini. PKS memiliki pendekatan yang berbeda dengan partai politik lainnya dalam hal menyentuh masyarakat. PKS hadir dengan jaringan pelayanan sosial yang berkelanjutan, bukan hanya pada saat menjelang pemilu seperti partai politik lainnya.

Namun, pada Pemilu 2014, perolehan suara PKS turun menjadi 6,77 persen. Hal ini dapat dikarenakan pada akhir tahun 2013, kader PKS terlibat dalam kasus korupsi impor daging sapi. Namun, hal tersebut tidak menggoyahkan posisi PKS. Partai ini tetap mampu meraih peringkat tujuh dalam perolehan suara pada Pemilu 2014 dan berhasil melewati ambang batas parlemen, meskipun banyak yang meragukan hal tersebut.

Sementara, pada Pemilu 2019, PKS kembali memperlihatkan kekuatannya dengan meraih suara sebesar 8,18 persen. PKS naik ke peringkat enam dalam perolehan suara terbanyak. Pergantian kepemimpinan di PKS setelah kasus korupsi sedikit banyak memperkuat partai ini dan berhasil melewati badai politik.

Saat ini PKS dipimpin oleh Habib Dr. Salim Segaf Al Jufri, MA sebagai Ketua Majelis Syura dan H. Ahmad Syaikhu sebagai Presiden partai. Mereka terpilih pada Musyawarah Nasional V Partai Keadilan Sejahtera yang digelar pada November 2020 dengan menetapkan kepemimpinan baru PKS periode 2020-2025. Kepemimpinan PKS yang baru ini membawa semangat baru dengan visi PKS menjadi partai yang rahmatan lil alamin. Beberapa perubahan terjadi mulai dari lambang partai, sampai mars dan hymne partai.

Sebagai satu-satunya partai kader yang memiliki model dan proses kaderisasi yang dilakukan secara khusus dan ketat ini semakin menguatkan bahwa partai ini mampu melewati tantangan dan membuktikan kekuatannya. Kemahiran PKS mengelola konflik internal pun menjadi keunggulan partai ini. 

(Litbang Kompas/YRM)

  1. Penggunaan materi wajib mencantumkan kredit dengan format: ‘Kompas/Nama Penulis’.
  2. Materi tidak boleh digunakan sebagai sarana/materi kegiatan atau tindakan yang melanggar norma hukum, sosial, SARA, dan mengandung unsur pelecehan/ pornografi/ pornoaksi/ diskriminasi.
  3. Data/informasi yang tertera pada materi valid pada waktu dipublikasikan pertama kali, jika ada perubahan atau pembaruan materi oleh sumber di luar Kompas bukan tanggungjawab Kompas.
  4. Pelanggan tidak boleh mengubah, memperbanyak, mengalihwujudkan, memindahtangankan, memperjual-belikan materi tanpa persetujuan dari Kompas.

Suggestion